Minggu, 29 Maret 2015

TRAIT AND FACTOR



PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR

A.    Hakekat Manusia
Pendekatan Trait and Factor memandang bahwa ada delapan pandangan tentang manusia yang bisa disimpulkan dari pendapat Williamson (Fauzan, 2004:79) yaitu sebagai berikut:
1.      Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk
Williamson berbeda dengan Rouseau yang menganggap manusia pada dasarnya baik dan masyarakat atau lingkunganlah yang membentuknya menjadi jahat. Menurut Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk, ada pada setiap manusia. Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata dan sebaliknya juga tidak ada individu yang lahir semata-mata penuh dengan muatan yang buruk. Kedua sifat itu dimiliki oleh manusia, tetapi sifat mana yang akan berkembang tergantung pada interaksinya dengan manusia lain atau lingkungannya.
2.      Manusia bergantung dan hanya akan berkembang secara optimal ditengah-tengah masyarakat
Manusia memerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya. Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan atau dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup sepenuhnya dengan melepaskan diri dari masyarakat.
3.      Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik (good life)
Memperoleh kehidupan yang baik dan lebih baik lagi merupakan kepedulian setiap orang. Salah satu dimensi kebaikan adalah “arête”. Manusia berjuang mencapai arête yang menghasilkan kekayaan atau kebesaran diri. Konsep arête diambil dari bahasa Yunani yang dapat diartikan kecemerlangan (excellent).



4.      Manusia banyak berhadapan dengan “pengintroduksi” konsep hidup yang baik, yang menghadapkannya pada pilihan-pilihan.
Dalam keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik dari orang tuanya. Disekolah dia memperolehnya dari guru, selain itu dari teman dan anggota masyarakat yang lain.
5.      Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta (the universe)
Williamson menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan manusia terhadapnya sering terjadi salah satu dari : (a) Manusia menyendiri, ketidakramahan alam semesta. (b) Alam semesta bersahabat dan menyenangkan atau menguntungkan bagi manusia dan perkembangannya.
Selain konsepsi pokok tentang manusia sebaimana dikemukakan Williamson, terdapat cakupan penting untuk dikemukakan karakteristik atau hakiki yang lain tentang manusia, yaitu:
1.      Manusia merupakan individu yang unik
2.      Manusia memiliki sifat-sifat yang umum
3.      Manusia bukan penerima pasif bawaan dan lingkungannya

B.     Konsep Dasar
Teori atau pendekatan “Trait and Factor” ini dipelopori oleh E.G. Williamson dan J.G. Darley, serta pendukung-pendukung lainnya seperti : Walter Bingham, Donald G, Paterson, Thurstone, Eysenk, dan Cattel. Konsep utama menurut teori ini bahwa kepribadian merupakan sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan tempramen.
Pada awalnya trait and factor bernama “minesota point of view”. Hal yang mendasari bagi konseling trait and factor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.
Konseling dengan pendekatan Trait and Factor atau pendekatan rasional ini sering disebut konseling yang direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan kesulitannya, sehingga konseling ini juga disebut konseling yang “counselor centered” dan ada juga yang menyebutnya sebagai “clinical counseling”.
Yang dimaksud dengan trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan agresif (berperilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi kepribadian, yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang terentang dari sangat tinggi sampai sangat rendah. Teori Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi atau aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi. Dan juga istilah konseling trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beraneka problem yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi atau bidang pekerjaan.
Beberapa pendapat mengenai esensi konseling ini telah dikemukakan oleh para ahli dalam pendekatan ini yang kesemuanya itu sepenuhnya menggambarkan bahwa konseling ini benar-benar bersifat “directive”. Akan tetapi, kemudian terdapat perubahan-perubahan pendapat diantara mereka.
Asumsi pokok yang mendasari teori konseling trait and factor adalah:
1.      Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan kemampuan yang terorganisasikan secara unik dan karena kualitas yang relatif stabil setelah remaja, maka tes objektif dapat digunakan untuk mengindentifikasi karakteristik tersebut.
2.      Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan perilaku kerja tertentu.
3.      Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda dalam hal ini dapat ditentukan.
4.      Baik siswa maupun konselor hendaknya mendiagnosa potensi siswa untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau pekerjaan.
5.      Setiap orang memiliki kecakapan dan keinginan untuk mengindentifikasi secara kognitif kemampuan sendiri.

C.    Asumsi Perilaku Sehat  dan Perilaku Bermasalah
Asumsi perilaku bermasalah atau malasuai adalam pendekatan trait and factor adalah individu yang tidak mampu memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu tersebut tidak dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal (Gudnanto. 2012).
Pribadi sehat menurut Fauzan (2004) adalah sebagai berikut:
·         Mampu berfikir rasional untuk memecahkan masalah secara bijaksana
·         Memahami kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri
·         Mampu mengembangkan segala potensi secara penuh
·         Memiliki motivasi untuk meningkatkan/ menyempurnakan diri
·         Dapat menyesuaikan diri di masyarakat
Pribadi maladaptif menurut kategori Bordin (Fauzan, 2004:83) adalah.
·         Depcelence (ketergantungan)
·         Lach of information (kurang informasi)
·         Self conflict (konflik diri)
·         Chose anxicty (cemas memilih)
Sedangkan menurut kategori Pepinsky adalah.
·         Lack of assurance (kurang percaya diri)
·         Lack of skill (kurang keterampilan)
·         Depcelence (ketergantungan)
·         Lach of information (kurang informasi)
·         Self conflict (konflik diri)
·         Chose anxicty (cemas memilih)

D.    Tujuan
Konseling trait and factor bertujuan:
1.      Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia;
2.      Membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir;
3.      Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian; dan
4.      Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah. (Sudrajat, 2013)
Secara ringkas tujuan konseling menurut ancangan Trait and Factor (Fauzan, 2004:91) yaitu.
1.      Self-clarification (kejelasan diri)
2.      Self-understanding (pemahaman diri)
3.      Self-accelptance (penerimaan diri)
4.      Self-direction (pengarahan diri)
5.      Self-actualization (perwujudan diri)

E.     Fungsi dan Peran Konselor
Peranan yang dilakukan oleh seorang konselor trait and factor (Surya,  2003:5) adalah sebagai berikut.
1.      Konselor memberitahu kepada klien tentang berbagai kemampuan yang diperoleh melalui penyelenggaraan testing psikologis, angket dan alat ukur lainnya.
2.      Konselor memberitahukan tentang bidang-bidang yang cocok sesuai dengan kemampuan serta karakteristiknya.
3.      Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan klien.
4.      Konselor membantu klien mencari atau menemukan sebab-sebab kesulitan atau gangguannya dengan diagnosis eksternal.
5.      Secara esensial peranan konselor adalah seperti guru, dimana “memberi informasi” dan “mengarahkan secara efektif”.
F.     Hubungan Konselor dan Klien
Situasi hubungan dalam konseling trait and factor (Fauzan, 2004:88) adalah.
1.      Konseling merupakan suatu thinking relationship yang lebih mementingkan peranan berfikir rasional, tetapi tidak meninggalkan sama sekali aspek emosional seseorang.
2.      Konseling berlangsung dalam situasi hubungan yang bersifat pribadi, bersahabat, akrab, dan empatik
3.      Konseling yang berlangsung dapat bersifat remediatif maupun developmental
4.      Setiap pihak (konselor-klien) melakukan perannya secara proporsional.
G.    Tahapan Konseling Trait and Factor
Ada 6 (enam) tahap yang harus dilalui dalam konseling pendekatan trait and factor , yaitu :
1.      Analisis
Mengumpulkan data tentang diri siswa, dapat dilakukan dengan wawancara, catatan anekdot, catatan harian, otobiografi dan tes psikologi.
2.      Sintesis
Sintesis adalah usaha merangkum, mengolong-golongkan, dan menghubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis, yang disusun sedemikian sehingga dapat menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri klien. Rumusan diri klien dalam sistesis ini bersifat ringkas dan padat. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam merangkum data pada tahap sistesis tersebut: cara pertama dibuat oleh konselor, kedua dilakukan klien, ketiga adalah cara kolaborasi.
3.      Diagnosis
Menarik kesimpulan logis atas dasar gambaran pribadi siswa yang diperoleh dari hasil analisis dan sintesis. Dalam tahap ini terdapat kegiatan yang dilakukan, yaitu :
a.       Identiffikasi masalah, berdasar pada data yang diperoleh, dapat merumuskan dan menarik kesimpulan permasalahan klien.
b.      Etiologi, merumuskan sumber-sumber penyebab masalah internal dan eksternal. Dilakukan dengan cara mencari hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
4.      Prognosis
Menurut Williamson prognosis ini bersangkutan dengan upaya memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada sekarang. Misalnya: bila seorang klien berdasarkan data sekarang dia malas, maka kemungkinan nilainya akan rendah
5.      Konseling (Treatment)
Dalam konseling, konselor membantu klien untuk menemukan sumber-sumber pada dirinya sendiri, sumber-sumber lembaga dalam masyarakat guna membantu klien dalam penyesuaian yang optimum sejauh dia bisa. Bantuan dalam konseling ini mencakup lima jenis bantuan yaitu:
a.       Hubungan konseling yang mengacu pada belajar yang terbimbing kearah pemahaman diri.
b.      Konseling jenis edukasi atau belajar kembali yang individu butuhkan sebagai alat untuk mencapai penyesuaian hidup dan tujuan personalnya.
c.       Konseling dalam bentuk bantuan yang dipersonalisasikan untuk klien dalam memahami dan terampil untuk mngaplikasikan pinsip dan teknik-teknik dalam kehidupan sehari-hari.
d.      Konseling yang mencakup bimbingan dan teknik yang mempunyai pengaruh terapiutik atau kuratif.
e.       Konseling bentuk redukasi bagi diperolehnya kataris secara terapiutik.
6.      Follow Up
a.       Hal-hal yang perlu direncanakan dari alternatif pemecahan masalah yang dipilih.
b.      Tindak lanjut dari alternatif yang telah dilaksanakan di lapangan.


H.    Teknik Konseling Trait and Factor
Dalam mengimplementasikan pemecahan masalah, Williamson mengemukakan 5 macam stategi atau teknik utama (major technique), dalam (Fauzan, 2004:95) yaitu:
1.      Forcing Conformity (memaksa penyesuaian). Dipilih apabila lingkungan memang tidak dapat diubah. Seperti: siswa harus mau mengikuti atau menerima pelajaran dari guru matematika yang judes yang sebenarnya tidak disenangi siswa.
2.      Changing the environment (mengubah lingkungan), dipilih bila memang tidak memungkinkan, klien memiliki kekuatan atau kemampuan melakukannya. Lingkungan ini mencakup apa dan siapa. Contoh: ruang belajar yang semula menghadap jendela dan jalan raya dibalik menjadi membelakangi, tidak dapat konsentrasi belajar karena tiap belajar ada anak ramai diluar, maka anak-anak itu disuruh pindah atau diusir.
3.      Selecting the appropriate environment (memilih lingkungan yang cocok). Contoh: ada beberapa tempat belajat yang dapat dimanfaatkan yaitu, di perpustakaan, di rumah sendiri, dan di rumah teman.
4.      Learning neded skills (belajar keterampilan-keterampilan yang diperlukan). Contoh: belajar keterampilan bergaul, membuat paper, dan sebagainya.
5.      Changing attitute (mengubah sikap), sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam menanggapi sesuatu, dan arahnya juga pada siapa dan pada apa. Beberapa sikap diri perlu diubah kalau memang tidak menguntungkan, misalnya sikap segan untuk bertanya.
Ada beberapa teknik umum yang digunakan dalam pendekatan ini :
1.      Attending
Attending adalah perilaku konselor untuk melibatkan diri dalam proses konseling meliputi : kontak mata, kualitas suara, jejak verbal, dan bahasa tubuh. Tujuan menggunakan teknik ini adalah.
a.       Menunjukkan pada konseli bahwa proses konseling konselor memperhatikan sepenuhnya kepada konseli.
b.      Mengkomunikasikan penerimaan konselor terhadap konseli.
c.       Mengajak dan mengembangkan keterlibatan konseli secara personal dalam melaksanakan sesi konseling.
d.      Menangkap secara utuh pesan dan ungkapan yang diberikan konseling baik dalam bentuk verbal maupun non verbal.
2.      Opening
Opening adalah membuka kegiatan wawancara. Tujuan Pembukaan wawancara konseling untuk :
a.       Menciptakan rasa aman konseling selama mengikuti sesi konseling.
b.      Mengurangi kecemasan dalam proses konseling.
c.       Menciptakan kondisi fasilitas dalam konseling.
3.      Acceptence
Acceptence adalah penerimaan terhadap klien. Tujuan teknik penerimaan untuk :
a.       Mengkomunikasikan sikap dasar konselor terutama ketika membentuk suasana akrab.
b.      Disadarinya oleh konseling bahwa konselor benar-benar mendengarkan apa yang dikatakannya.
c.       Terbentuknya suasana emosional klien.
4.      Restatement dan Pharaprasing.
Restatement adalah mengulang atau menyatakan kembali sebagian pernyataan konseling yang dianggap penting. Pharaprase adalah mengulang kalimat/ pernyataan singkat konseli secara utuh, apa adanya tanpa merubah makna. Tujuan :
a.       Diketahui oleh klien, bahwa konselor mendengarkan yang dikatakannya.
b.      Diperolehnya informasi penting.
c.       Terujinya data yang diverbalissasikan klien.
5.      Reflection of Feeling
Reflection of Feeling adalah pantualan perasaan yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan/sikap yang terkandung di balik pernyataan klien.
Tujuannya adalah :
a.       Dirasakannya oleh klien bahwa dirinya dipahami oleh konselor.
b.      Terdorongnya konseli lebih mengekprsikan perasaan-perasaannya terhadap situasi tertentu.
6.      Clarification
Clarification adalah mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar. Tujuannya :
a.       Mengungkap isi pesan utama yang disampaiakn klien.
b.      Memperjelas isi pesan yang diungkapkan klien.
7.      Structuring
Struckturing adalah penegasan tentang batas-batas konseling itu sesungghnya.
Tujuannya :
a.       Diperolehnya kesamaan harapan konselor dan klien.
b.      Diperolehnya kesepakatan dari konseling mengenai apa terlibat dalam metode dan tujuan konseling.
8.      Summary
Meringkas adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling.
Tujuannya :
a.       Memadukan unsur-unsur tema yang muncul dalam pembicaraan.
b.      Mengidentifikasi pola isi pembicaraan konseli.
c.       Menghindari pembicara yang diulang-ulang dan bertele-tele.
d.      Merangkum kemajuan yang telah dicapai dalam proses konseling

I.       Kelebihan Konseling Trait and Factor
Adapun kelebihan yang diberikan teori ini adalah:
1.      Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada konseling
2.      Penekanan pada penggunaan data tes objektif, membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan tes dan penggunanya, serta perbaikan dalam pengumpulan data lingkungan.
3.      Penekanan yang diberikan pada diagnose mengandung makna sebagai suatu perhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada upaya pengkreasian teknik-teknik untuk mengatasinya.
4.      Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya menyeimbangkan pandangan lain yang lebih menekankan afektif atau emosional.

J.      Kelemahan Konseling Trait and Factor
Adapun kelemahan konseling trait and factor, sebagai berikut:
1.      Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, dambaan aneka nilai budaya (cultural values), nilai-nalai kehudupan (personal values), dan cita-cita hidup, terhadap perkembangan jabatan anak dan remaja (vocational development) serta pilihan program/bidang studi dan bidang pekerjaan (vocational choice).
2.      Kurang diperhatikan peran keluarga dekat, yang ikut mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan untung-rugi sambil menunjuk pada tradisi keluarga; tuntutan mengingat ekonomi keluarga; serta keterbatasan yang konkrit dalam kemampuan finansial, dan sebagainya.
3.      Kurang diperhitungkannya perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang.
4.      Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di suatu bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan datang.
5.      Pola ciri-ciri kepribadian tertentu pasti sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi seseorang, karena orang dari berbagai pola ciri kepribadian dapat mencapai sukses di bidang pekerjaan yang sama.




K.    Ilustrasi Masalah
Dinda adalah siswa kelas XII IPA. Dia adalah siswa yang pandai di sekolahnya. Dinda merupakan salah satu siswa yang terpilih mengkuti jalur undangan untuk memasuki perguruan tinggi negeri. Pada saat pemilihan jurusan Dinda merasa bingung dengan pilihan jurusan yang ingin dimasuki, karena ia masih punya banyak keinginan. Ia ingin masuk jurusan kedokteran, teknik geodesi, dan kimia analis. Sampai saat ini ia masih belum menentukan pilihannya karena ia juga belum mengetahui secara pasti bakat dan minatnya. Akhirnya Dinda berinisiatif untuk datang ke guru BK di sekolahnya. Setelah Dinda menceritakan apa yang dialami, yaitu kebingungan memilih jurusan di perguruan tinggi, konselor memperlihatkan hasil psikotes Dinda saat kelas X. Konselor menjelaskan hasil psikotes tersebut. Tujuannya adalah agar Dinda lebih memahami bakat, minat, dan tingkat intelegensinya. Hasil psikotes tersebut bisa dijadikan salah satu pertimbangan dalam menentukan jurusan apa yang akan Dinda ambil. Setelah mendapat penjelasan dari konselor, Dinda mulai memiliki pilihan yang pasti dalam studi lanjutnya, yaitu jurusan kimia analis. Hal tersebut dikarenakan hasil psikotes menunjukkan bahwa daya ingatnya kuat, kemampuan anlisisnya kuat, tetapi kemampuan komunikasinya dan hubungan interpersonalnya rendah. Selain itu, Dinda juga menyukai pelajaran kimia.



DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. 1999. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:   Refika Aditama.
Fauzan, Lutfi. 2004. Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. Malang : Elang Mas
Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press
Maimunah, Abu. 2012. Pendekatan dalam Konseling. (Online), (http://abumaimunah.files.wordpress.com/2012/11/pendekatan-dalam-konseling1.pdf, diunduh pada Selasa, 11 November 2014 pukul 18.56).
Sudrajat, Akhmad. 2013. Konselng Trait and Factor. (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/01/28/konseling-trait-and-factor/, diunduh pada Rabu, 12 November 2014 pukul 19.30).
Waskita. 2012. Trait and Factor. (Online), (http://enamkonselor.files.wordpress.com/2012/05/traitnfactor.pdf, diunduh pada Selasa, 11 November 2014 pukul 18.59).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar